AJWI - Sumedang (Balitbang Diklat)---Festival Film Pendek
Moderasi Beragama 2024 yang diselenggarakan oleh Balitbang Diklat
Kementerian Agama berhasil menjadi panggung bagi para sineas muda untuk
mengekspresikan kreativitas mereka dalam menyampaikan pesan-pesan
moderasi beragama. Salah satu momen penting dalam festival ini adalah
talkshow inspiratif yang menghadirkan praktisi film ternama,
Agus
Soelarto, berbicara mengenai keunikan dan tantangan dalam membuat film
pendek, yang juga berperan sebagai salah satu juri dalam festival ini,
menekankan bahwa film pendek bukanlah versi ringkas dari film panjang,
melainkan sebuah genre yang memiliki bahasa simbolik tersendiri.
"Film
pendek itu bukan sekadar 'film panjang yang dipendekkan.' Ia memiliki
bahasa tutur yang unik, sebuah genre seni yang harus dipelajari dan
dipahami secara serius," jelas Agus di hadapan peserta talkshow, di
Sumedang, Rabu (29/8/2024).
Dalam
talkshow tersebut, Agus juga mengungkapkan tantangannya sebagai juri
yang harus menilai 299 film yang dikirimkan oleh para peserta dari
seluruh Indonesia. Menurutnya, euforia yang ditunjukkan oleh para sineas
muda sangat menggembirakan, tetapi ia juga mencatat bahwa banyak
peserta mengirimkan karya mereka di saat-saat injury time.
"Ketika
karya dikirimkan mendekati batas waktu, ada risiko penilaian menjadi
kurang optimal karena waktu yang terbatas. Ini sayang sekali karena bisa
saja hal-hal penting terlewatkan," ungkapnya.
Agus
juga memberikan masukan kritis kepada para sineas muda, terutama dalam
hal eksekusi film. "Saya melihat masih ada kelemahan dalam eksekusi,
terutama karena daya dukung yang kurang. Namun, secara tematik,
karya-karya yang dihasilkan sangat menarik, terutama dalam kategori
pelajar," kata Agus.
Ia
menambahkan bahwa ada keseragaman dalam tema yang diangkat, seperti
cerita tentang murid baru yang mengalami bullying karena perbedaan.
Meski demikian, tema tersebut tetap relevan dan penting untuk
disampaikan.
Lebih
lanjut, Agus mengingatkan bahwa film pendek membutuhkan pemahaman
mendalam tentang bahasa semiotik dan tutur visual. "Film pendek
berbicara tentang sesuatu yang besar dalam format yang kecil. Ini tidak
mudah, tetapi jika dikelola dengan baik, pesan yang disampaikan bisa
sangat kuat dan mengena," tuturnya.
Melalui
partisipasi dan masukan dari praktisi seperti Agus Soelarto, Festival
Film Pendek Moderasi Beragama diharapkan dapat terus menjadi ajang yang
mendorong sineas muda Indonesia untuk lebih serius mengasah kemampuan
mereka dalam menciptakan karya-karya film yang berkualitas, sekaligus
menyampaikan pesan-pesan moderasi beragama yang penting bagi masyarakat.
0 Komentar